instagram twitter facebook google+ tumblr

Aulia's Story

  • Home
  • About
  • Sitemap
  • Blog
    • Jajan
    • Jalan-Jalan
    • Story
  • Beauty
  • K-Things
  • Review
  • Tutorial

Menginjak semester 5 di kampus benar-benar terasa berat. Karena pada akhir semester 4, aku dapat tugas yang benar-benar luar biasa menguras banyak hal. Seperti waktu dan pikiran pastinya. Siapa sangka aku yang dulunya benar-benar merasa bersemangat setiap kali akan kuliah tiba-tiba mulai merasa jenuh dan capek pastinya. Padahal, kuliah hanya 2 hari. Bagaimana dengan mereka yang kuliah 5 hari? Sangat terbayang lelahnya seperti apa.

Ada beberapa mata kuliah baru yang dipelajar saat masuk semester 5. Salah satunya adalah mata kuliah "Entrepreneurship" atau kewirausahaan. Aku yang akan mencoba mulai berjualan tentunya sangat senang mendengar ada mata kuliah ini. Karena aku bisa belajar banyak. Selain di internet, email, akhirnya ada mata kuliah mengenai ini juga di kampus. Aku bersemangat? Ya, cukup bersemangat.

Dan mata kuliah "Entrepreneurship" di kampus kemarin malam menjadi mata kuliah yang cukup menarik di hari pertama pelajarannya. Yang pertama, dosen yang mengajar sangat interaktif. Dosen banyak bertanya ke mahasiswa tentang pengusaha-pengusaha yang ada di Indonesia dan Dunia. Dosen ini juga banyak bercerita dan memberi arahan. Sehingga menjadi yang kedua, aku mendapat banyak poin yang bisa kupelajari untuk memulai usahaku.

Ada banyak poin yang aku dapat dari dosen yang baru pertama mengajar di kelasku yang "terkenal" di kalangan dosen, staff dan mahasiswanya sendiri. Terkenal gimana sih? Ya gitu deh.. hehe. Nah, salah satu poin yang benar-benar kuingat adalah
Cintailah Tetanggamu!
Hal pertama yang kuingat saat mendengar kata itu "Hah? Apa hubungannya usaha dengan cintai tetangga?". Tapi penjelasan dari dosenku cukup menakjubkan dan tak pernah terpikir olehku sebelumnya. Kenapa? Memang apa hubungannya wirausaha dengan tetangga?

1. Kisah Nyata Dosen

Dosenku ini berkata "Cintailah Tetanggamu" berdasarkan kisah nyata yang benar-benar terjadi di hidupnya. Ceritanya cukup singkat dan dapat dipahami. Jadi, dosenku ini punya tetangga yang menjual sabun homemade. Tapi, sabunnya kurang laku sampai selalu mengendap di rumahnya hingga berdebu. Saat itu ibu dosen ini meminta anaknya untuk membeli sabun. Anaknya ya pasti langsung terpikir minimarket yang selalu ada berhadapan atau bersebelahan di jalan.

Tapi, ibu dosen ini ingin beli sabun yang dijual tetangganya. Dibeli lah sabun itu cukup banyak hingga dibeli ratusan ribu. Besoknya, tetangga dosen ini bertemu dosen di dekat rumah. Lalu berkata "Bu, makasih ya kemaren udah dibeli sabunnya. Buat bayar spp anak di sekolah."

Dosenku bilang beliau sangat merasa terenyuh, terharu mendengarnya. Sejak saat itu beliau menciptakan gerakan "Cintailah Tetanggamu!" Hanya karena hal sesimpel itu. Saat aku mendengar cerita itu, aku sangat bersemangat untuk mendengar hal lainnya yang akan diceritakan oleh dosenku.

Dan sebagai contoh dari kisah nyata dosen, ternyata akan ada hubungannya antara wirausaha dengan tetangga. Seperti yang akan ditulis di poin berikutnya.


2. Bersedekah

source : berbagisemangat.com

Sudah jelas terlihat, maksud dari cintailah tetanggamu adalah dengan membantu mereka. Saat mereka menjual produknya, tidak masalah jika kita membelinya. Bantu tetangga dan yang terdekat dengan kita dengan membeli produk yang mereka jual. Selain mendapat produknya kita juga bisa sambil bersedekah bukan? Bayangkan jika mereka memang sedang membutuhkan uang dan kita membantunya dengan membeli produk yang mereka jual. Pasti akan sangat bermanfaat bukan?

Dosenku juga bilang kayak gini
Bantu tetangga dengan beli produknya, anggap aja sekalian sedekah. Masa mau sedekah ke minimarket yang pemiliknya udah kaya?
Sarkas banget kan? Tapi emang bener. Aku akuin apa yang dosenku bilang ini bener.


3. Tetangga yang Bakal Bantu Ngurus Jenazah Kita

Poin ke-3 ini sebenarnya lanjutan dari nomor 2. Saat kita atau kerabat ada yang meninggal, siapa yang akan membantu saat mengiringi atau memandikan jenazah? Selain keluarga, sudah pasti tetangga yang akan membantu bukan? Bahkan dosenku itu bilang
Beli produk tetangga, jangan yang di minimarket. Emangnya nanti yang bakal ngurusin jenazah kamu itu orang-orang yang di minimarket?
Hehe super banget ibu dosen ini. Bisa bikin aku mikir dan bilang "hm bener juga" di hati. Beliau juga bilang
Kenapa orang Indonesia susah buat maju? Ya karena mereka selalu beli produk yang dari luar. Bukan produk yang bener-bener ada di deket mereka.
Intinya adalah, sebagai orang Indonesia, bantu dan support juga produk-produk yang dijual di dalam negeri. Terutama buat UKM-UKM yang baru aja terjun ke dunia bisnis.

Matkul kemarin malam bener-bener keren. Sebenernya mau nulis poin lainnya, selain "Cintailah Tetanggamu" ini. Tapi bakal panjang hehe. Untuk ibu dosen "Entrepreneurship", ibu Lilis Cucu, terima kasih untuk pelajaran kemarin. Ceritanya sangat menakjubkan dan aku ngga akan pernah melupakan poin-poin yang ibu sampaikan.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Mencoba Menjadi Lebih Baik

Saat ini, aku sudah banyak melihat teman-teman yang melangkah lebih maju dibanding denganku yang masih terpaku di sini. Kadang aku berpikir, memang apa yang salah? Harus sampai kapan aku berdiam diri? Melangkah lebih maju memang tentu saja baik. Tapi, aku yang sedang mencoba menjadi lebih baik tak ada salahnya kan?

Membingungkan? Pada intinya, aku sedang mencoba menjadi lebih baik. Meninggalkan segala kegiatan dan pembicaraan yang tidak baik. Bersikap tidak menyakiti. Dan tentu saja menghindari semua hal buruk yang dulu sering kulakukan.

Hingga aku sampai di titik aku merasa menjadi seorang yang Introvert. Ya, saat ini aku tak suka ada di keramaian. Aku lebih senang melakukan segala hal sendirian. Dan bahkan, aku cukup nyaman berteman dengan beberapa orang saja. Tidak dalam "sebuah kelompok". Tak apa.

Dan dengan banyaknya perubahan yang sedang kulakukan, hal-hal yang selalu kuingat dan selalu aku coba untuk kulakukan seperti :

1. Mencoba Lebih Banyak Bersyukur

Dulu, aku banyak mengeluh. Aku sangat gampang merasa tak puas. Aku sangat banyak keinginan. Banyak ingin ini itu. Bahkan aku pernah mengeluh "kenapa mereka yang bersikap buruk bisa memiliki kehidupan yang baik?". Dan alhamdulillahnya, aku melihat postingan yang berasal dari Instagram @tausiyahcinta_  yang seperti ini :
Istidraj, Sikap Buruk namun Kehidupan Baik
Instagram @tausiyahcinta_
Masya Allah, aku berhasil menemukan jawabannya. Istidraj. Aku langsung mencari seputar Istidraj dan akhirnya saat ini, aku bisa merasa bersyukur atas pekerjaanku, aku bersyukur dengan keluargaku, aku bersyukur dengan kesehatanku, aku bersyukur karena sampai saat ini aku masih diizinkan untuk bernafas dengan lega dan masih banyak hal yang selalu aku syukuri. Alhamdulillah.

2. Lebih Memperhatikan Cara Berbicara

Saat ini, aku selalu mencoba memperhatikan cara berbicaraku. Di saat mereka yang senang dengan "ceplas-ceplos", "verbal bullying", "memanggil kebun binatang", dan lain-lain, aku lebih memilih untuk menjadi diam. Diam membosankan? Ya, mungkin. Dan kupikir, mereka yang ada di sekelilingku sekarang merasa bosan atau tidak nyaman dengan adanya aku.

Mereka yang selalu tertawa mendengar ocehan, candaan, ledekan, dan lain-lain. Aku hanya bisa diam. Aku hanya mencoba untuk tidak menyakiti siapa pun dengan omonganku. Ya, bisa dibilang aku hanya berbicara sesuai porsinya dan sesuai kebutuhan saja. Jika tidak penting, untuk apa? Sekali lagi, ini pasti sangat membosankan untuk kebanyakan orang. Tapi setidaknya, aku menghindari hal-hal buruk yang bisa saja aku lakukan karena ucapanku.

3. Mencoba Menghindari Ghibah

Bagi seorang perempuan, sudah tidak asing lagi dengan kata "Gosip". Ah sungguh, dulu aku sangat menikmati "gosip" yang sedang beredar di sekolah. Entah tentang teman, orang lain sekolah itu sendiri yang didapat dari mulut ke mulut maupun dunia maya. Astagfirullah.

Mencari tahu keburukan orang, kelemahan orang, atau bahkan hal-hal menyedihkan yang membuat tertawa, itu sangat jahat menurutku. Lalu, setelah mengetahui itu, apa yang dilakukan? Mengejek? Dijadikan bahan bercandaan? Oh saat ini kupikir, ngga lucu sih. Kalau kamu menjadi mereka yang selalu kamu perbincangkan, apa kamu akan merasa baik-baik saja? Pasti tidak kan?

Mencoba Menjadi Lebih Baik
source : tumblr

Ada hadist juga yang selalu aku ingat artinya jika akan memulai pembicaraan dengan mereka yang selalu "ingin tahu" kehidupanku atau kehidupan orang lain.

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِي الدُّنْيَا سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.” [HR. Tirmidzi]

Lihat kan? Setelah mendapat pertanyaan itu, aku hanya tersenyum. Seharusnya mereka sudah tahu, dan seharusnya aku memberi tahu ya? Aku cukup senang, aku sudah bisa menghindari hal-hal seperti bergosip. Tak masalah aku menjadi ketinggalan banyak informasi dari sekitar yang sudah pasti tak penting.

Satu lagi, saat sedang berkumpul bersama, jika ada yang ingin berbisik denganku, aku selalu menolak. Atau jika sedang bertiga, sebisa mungkin aku menghindari berbisik.

إِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ اْلآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ، مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذلِكَ يُحْزِنُهُ

“Apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Yap, karena aku pernah ada di posisi itu, aku tak mau melakukannya ke orang lain. Cukup menyedihkan memang. "Alah lebay", "baperan" mungkin beberapa orang akan menganggapnya seperti itu, tapi perlu kalian tau, itu bukan hal yang baik. Yuk bareng coba hindarin hal-hal yang bikin ghibah.

4. Mengisi Waktu Luang dengan Baik

Saat ini, pasti sangat sulit untuk lepas dari yang namanya "Social Media" atau mungkin ya "Dunia Maya". Bayangkan saja, di setiap ada waktu luang, dulu aku hampir kecanduan dengan Instagram. Hanya dengan melihat postingan teman-teman, akun lawak, dan lain-lain, aku bisa merasa senang. Tapi, aku merasa ada banyak hal yang tidak baik di sana. Dan 10 bulan yang lalu, aku mencoba untuk tidak berhubungan dengan Instagram sama sekali. Aku mencoba seminggu tanpa Instagram.

Aku juga tulis artikelnya di blog ini sekalian share manfaat tanpa sosial media. Hasilnya benar-benar sangat bermanfaat. Dan sekarang pun aku sangat jarang melihat sosial mediaku kecuali berhubungan dengan pekerjaan. Sampai seorang teman bertanya "kamu liat ga story aku?" "kamu liat ga story si A, B, C", aku hanya tersenyum sambil berkata "engga liat". Aku merasa sangat lega bisa seperti itu.

Mencoba Menjadi Lebih Baik
Source : picjumbo

Bukannya aku menolak adanya "kemajuan teknologi", atau menolak "sosial media". Aku hanya ingin menggunakannya untuk hal yang lebih bermanfaat. Misalnya, berjualan atau untuk upgrade skill. Memang bisa? Bisa. Aku bergabung di beberapa forum atau grup untuk mendapatkan ilmu tambahan dan tak jarang banyak yang aku dapatkan di sana.

Dan saat ini aku mencoba mengisi waktu luangku untuk menulis. Melakukan hal kurasa "Ini passion-ku". Dari pada membuka social media, lalu scroll handphone dari atas ke bawah, dan terus diulang-ulang. Kurang bermanfaat sih, hehe.

Aku seorang muslimah, dan sudah jadi kewajibanku untuk melakukan hal yang baik. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi di lingkunganku, aku yang pada awalnya berpikiran sempit kini bisa menjadi lebih luas dan terbuka. Aku sudah berani mengjangkau banyak hal yang pada awalnya sering ku katakan dalam hati "Norak", "Apaan sih?", "Sok islami" dan sebagainya. Astagfirullah.

Mungkin masih banyak sikap burukku yang belum berubah. Tapi aku berani meyakini, saat ini aku sedang mencoba menjadi lebih baik. Lagi dan lagi. Mungkin aku tidak sebaik mereka. Tapi saat ini aku sedang mengejar banyak ketinggalanku. Tidak ada yang salah dengan mencoba menjadi lebih baik, bukan?

Tulisan ini diikutkan dalam postingan tematik Blogger Muslimah Indonesia. #PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia
Share
Tweet
Pin
Share
66 komentar
Newer Posts
Older Posts

CARI

Sponsor

About me

About Me

This is a half of my world. I love writing very much. Writing is my passion, my hobby and a half of my world ♥

Follow Me

  • instagram
  • twitter
  • facebook
  • linkedin
  • google+
  • tumblr

Followers

Total Pageviews

Popular Posts

  • Review Novel Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991
    Yap, kemaren malem jam 10:44 aku baru aja selesai baca novel Dilan yang kedua. Novel karya Pidi Baiq ini emang udah aku tunggu lamaaa ba...
  • Review Novel Milea Suara dari Dilan
    Halo semua, hari ini aku mau review novel lagi. Mungkin dari kalian ada yang udah baca novel Dilan atau judul lengkapnya " Dilan, Di...
  • Tali, Pisau, Ruangan dan Senyuman
    "Bawakan aku tali yang panjang itu!" Rasanya, aku sering mendengar kalimat itu. Alih-alih untuk menggantungkan diriku di atas...

Labels

blog dilan liburan novel pidi-baiq real-story rekomendasi renungan review sharing story tips-trik travel wisata

Blog Archive

  • ►  2022 (31)
    • ►  June (1)
    • ►  April (30)
  • ►  2021 (2)
    • ►  November (2)
  • ►  2020 (6)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2019 (5)
    • ►  December (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (17)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (3)
  • ▼  2017 (10)
    • ▼  November (2)
      • Cintailah Tetanggamu
      • Tidak Ada yang Salah dengan Mencoba Menjadi Lebih ...
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (17)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
  • ►  2013 (2)
    • ►  March (2)
  • ►  2012 (4)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2011 (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)

Member of

Instagram Twitter Facebook Google+ Tumblr

Created with by BeautyTemplates