instagram twitter facebook google+ tumblr

Aulia's Story

  • Home
  • About
  • Sitemap
  • Blog
    • Jajan
    • Jalan-Jalan
    • Story
  • Beauty
  • K-Things
  • Review
  • Tutorial
review buku novel almond

Review Buku yang Dibaca BTS: Novel Almond - Bisa dibilang ini pertama kalinya aku baca novel di tahun 2020. Cukup lama memang. Buku yang terakhir kubaca itu "I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki First". Sejak fokus buat kerja, aku jadi jarang lagi buat baca buku. Dan kebetulan, aku lagi ikutin variety show-nya Bangtan "BTS in The Soop" yang ditayangin di JTBC dan aku kembali berpikir untuk baca buku kembali setelah setahun ga baca buku.

Di variety show BTS yang "tumbenan" ditayangin di TV itu, aku ngeliat Namjoon sama Yoongi baca buku yang di depannya ada gambar orang muka datar. Kayak gini:
review buku novel almond
Seperti biasa, kalau Namjoon lagi baca buku, aku selalu penasaran sama apa yang lagi dibaca dan langsung cari tahu tentang bukunya. Dan untungnya, setiap kali lihat ke Twitter, aku selalu temuin itu dan pasti banyak diomongin. Yap, buku kali ini ternyata novel yang berisi cerita fiksi berjudul "Almond" karya Sohn Won-Pyung.

Karena mau tahu isinya lebih detail, akhirnya aku pesen di gramedia kebetulan masih harga promo (Shopee). Dan aku inget banget pas checkout baru 6 buku yang terjual. Tapi, setelah banyak diomongin, aku cek hari ini (12/09/2020) udah sold out dan terjual 283 buah. Wah!

Kabar baiknya, karena aku kembali baca buku novel, aku akhirnya bisa kembali nulis review novel lagi dan jadi ide biar blog ini tetap update hehe.

Langsung aku mulai aja ya:

Isi Novel Almond

Novel Almond ini bercerita tentang seorang lelaki yang memiliki penyakit alexitimia. Alexitimia adalah penyakit dimana penderitanya tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan atau pun merasakan emosi. Tak jarang pula mereka tidak bisa membaca emosi orang lain sehingga bisa membuat mereka merasa kebingungan.

Cerita ini sangat menarik karena ceritanya akan berjalan maju seiring dengan perjalanan "si pemeran utama, Yoonjae" dan ibunya dalam menghadapi penyakitnya sendiri. Juga beberapa orang yang tertarik dengan Yoonjae.

Selain bercerita tentang alexitimia, di novel ini juga ada banyak cerita lain mengenai kasih sayang keluarga dan juga pertemanan yang bisa dibilang cukup "unik" karena kedua orang teman ini memiliki "kesamaan yang berbeda". Dan secara diam-diam, ternyata mereka saling tertarik untuk tahu lebih banyak tentang mereka. Hehe udah mulai penasaran?

Ada cerita juga dibalik judul "Almond". Kalau kamu baca, kamu pasti akan mengerti kenapa novel ini berjudul Almond.

Hmm, mungkin singkat aja ya tentang isi novel Almond karena takutnya bisa spoiler.

Review Novel Almond

review buku novel almond

TBH, aku lebih menikmati baca novel Almond daripada I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki First. Gara-gara ini, aku makin sadar kalau aku ternyata emang pecinta tulisan fiksi dari pada yang non fiksi. Aku juga ga mau ngebandingin novel Almond sama I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki First karena emang berbeda jenis banget.

Sama halnya kayak waktu aku baca buku Seni untuk Bersikap Bodo Amat dan buku novel fiksi yang sudah lama aku baca dan lupa judulnya. Tentu, aku lebih menikmati novel fiksi meski pun buku-buku seperti Seni untuk Bersikap Bodo Amat atau I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki First tetap kutuntaskan karena aku membutuhkan informasi mengenai itu.

Ok, sebelum review novel Almond, aku mau appreciate penerjemahnya. Mbak Suci Anggunisa Pertiwi dan tim. Bahasa Indonesia yang ditulisnya benar-benar enak dibaca (bukan pakai bahasa baku yang agak "kagok" buat dibaca) dan mudah dimengerti juga. Pokoknya, dari halaman pertama baca aku udah bisa nikmatin alur ceritanya dan bisa ngerasa masuk ke dalam ceritanya.

Kalau ditanya mau kasih rate berapa.. aku bakal kasih 8/10. Ngga. Bukan karena Bangtan baca ini, tapi ini emang murni karena aku suka sama jalan ceritanya.

Jalan cerita novel Almond ini cukup menarik untuk aku karena jujur aku baru tahu tentang alexitimia. Dan bisa bikin aku ngebuka pikiran aku untuk melihat dunia dari berbagai macam sisi. Sangaaat recommended!

Di novel Almond ini, aku dapat banyak nilai-nilai kehidupan dan juga moral. Ada salah satu hal yang aku ingat. Tapi aku lupa seperti apa jelasnya kalimat itu dan ada di halaman berapa. Intinya, Yoonjae pernah bertanya mengenai "normal itu seperti apa?". Saat baca mengenai hal itu, aku menjadi bertanya-tanya sendiri.

Kalimat itu membuatku berpikir juga: memang normal itu apa? Apa setiap orang punya standarnya masing-masing mengenai "normal" ini? Apa kalau kita sedikit berbeda dari orang lain itu artinya "tidak normal"? Bahkan, sampai sekarang pun aku masih tak tahu jawabannya.
Dari novel Almond juga, aku bisa mendapat pandangan baru mengenai orang maupun suatu hal. Berikut ini akan aku sebutkan nilai-nilai berharga yang aku temukan melalui novel Almond:

1. Jangan melihat dan menilai orang hanya dari 1 sisi saja. 

Hal ini memang benar adanya. Ada banyak orang yang selalu melihat orang hanya dari 1 sisi saja. Bahkan, mereka dapat  dengan mudah menilai orang lain itu baik atau buruk hanya dengan melihat 1 gerakan saja. Manusia memang luar biasa bukan? Tapi, apa kalian pernah berpikir untuk melihat dari sisi atau gerakan yang lain? Jika belum, sebaiknya kita mulai mencobanya dari sekarang!

2. Kita tak boleh merasa "sok tahu" tentang orang atau hal apa pun.

Seperti poin di nomor 1, memangnya kita siapa sampai merasa tahu segalanya tentang hal yang diperlihatkan orang lain "hanya karena dari depannya saja"? Bahkan, terkadang kita tidak pernah memikirkan perasaan orang lain.

Jika memang benar-benar tidak tahu atau hanya dengar dari orang lain tanpa tahu fakta sebenarnya, sebaiknya kita berhenti untuk sok tahu.

3. Selalu perhatikan ucapan kita kepada seseorang.

Sebelum berbicara, sebaiknya kita harus memikirkannya terlebih dahulu. Apakah pertanyaan kita akan membuatnya tersinggung? Apakah ucapan kita bisa membuat seseorang menjadi sedih? Apakah sikap yang kita perlihatkan bisa membuat seseorang menjadi tidak nyaman? Dan lain sebagainya.

Ada baiknya untuk bertanya dahulu apakah mereka akan keberatan atau tidak dengan pertanyaan yang akan kita ajukan/ Selain itu, jangan memaksa seseorang juga untuk bercerita hal yang tidak diinginkan. Jika mereka mengatakan "tidak" sebaiknya berhenti dan coba untuk membahas hal lainnya yang menyenangkan.

4. Waktu dan ketulusan bisa merubah sikap seseorang.

Ada banyak yang mengatakan "kita tidak akan pernah bisa merubah sikap seseorang". Tapi, entah mengapa aku malah sedikit tidak percaya dengan hal itu. Aku rasa, sikap seseorang bisa berubah mengikuti dengan waktu dan juga karena adanya ketulusan.

Jika kita bisa sedikit bersabar, kita bisa membantu seseorang untuk merubah sikapnya menjadi lebih baik dengan cara tidak memaksa dan tidak menggurui.

5. Jangan jadikan orang lain sebagai bahan untuk ghibah

Note: sebenarnya tadinya mau pake kata lain, tapi lupa jadi untuk sementara pake ghibah ya hehehe.

Seriously, aku benar-benar benci orang-orang yang seperti ini. Bahkan, di novel Almond pun sama saja. Memang benar, di dunia nyata ini pun ada mereka yang memiliki group chat yang isinya hanya untuk membicarakan rumor atau kesedihan orang lain. Dan bahkan mereka tetap menggiring opini meskipun sudah tahu fakta sebenarnya seperti apa. Sungguh lucu orang-orang yang seperti ini.

Untuk kamu yang masih sering mengonsumsi aib, kejelekan atau pun kesedihan orang lain, sebaiknya coba untuk berhenti pelan-pelan. Aku tahu mungkin susah karena kamu bisa dianggap tidak up to date mengenai orang lain. Tapi, perlu kamu tahu, hal seperti itu sangat buruk dan coba saja bayangkan ada di posisi orang yang sedang kamu perbincangkan di group chat itu.
--
Wah ga kerasa nulisnya jadi lumayan panjang. Jadi, itu review dan beberapa hal yang aku dapat dari Novel Almond.

Terima kasih untuk Sohn Won-Pyung yang sudah membuat novel menarik ini. Saat ini, aku benar-benar merasa memiliki perspektif baru mengenai sikap dan pandangan orang lain. Aku juga memiliki pemikiran baru untuk caraku melihat dunia.

Untuk kamu yang belum membaca novel Almond, sebaiknya ayo segera beli novelnya. Kamu mungkin akan tenggelam bersama seperti aku saat membaca novelnya. Semoga review ini bermanfaat ya untuk kamu yang sedang menimbang-nimbang ingin beli novelnya atau tidak.

Beli aja! Ngga akan nyesel kok! Jangan beli yang bajakan yaa~
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar

Break The Limit - Membuat judul seperti ini, memang jarang kulakukan di blog ini. Tapi, tiba-tiba aku teringat film dokumenter BTS yang berjudul "Break The Silence" saat sedang bertukar pesan teks dengan seseorang yang saat ini menjadi calon masa depanku. Saat itu, pesannya berisi tentang beberapa kelemahan dan juga keterbatasanku yang tentu saja berhubungan dengan sikapku selama ini. Tapi, lambat laun beberapa kelemahan dan keterbatasanku bisa berubah menjadi semakin membaik dan mengarah ke arah yang positif. Saat ini aku mampu memecahkan dan menghancurkan beberapa keterbatasanku karena suatu hal. Oleh karena itu, kupikir aku harus menulis sesuatu dengan judul "Break The Limit".

Tak pernah terpikirkan sedikit pun olehku untuk memecahkan atau bahkan menghancurkan banyak keterbatasan yang selama ini selalu menemaniku. Yang kulakukan setiap harinya hanya "menerima" dan menjalaninya hingga aku bisa melepaskan keterbatasanku sendiri dengan mudah tanpa perlu mendengar banyak hal menyakitkan lagi.

Tapi siapa sangka, hanya karena beberapa ucapan yang biasanya tak pernah mempan untukku, akhirnya aku bisa menerima dan mencoba untuk mengatasi banyak batasan yang ada di dalam diriku. Hal pertama yang harus aku lakukan tentunya adalah dengan menghancurkan tembok pembatas yang ada di dalam diriku secara perlahan.

Meski pun aku tahu aku tidak akan pernah bisa menghancurkan langsung tembok pembatas itu, tapi tidak ada salahnya dengan menghancurkannya secara perlahan. Aku juga tahu ada tembok pembatas yang amat keras dan sulit untuk kuhancurkan. Jadi, aku memilih untuk menghancurkan tembok-tembok yang kurasa mudah dan bisa kuhancurkan dengan 1 pukulan saja.

Ya, dari pada tidak sama sekali. Mungkin aku akan tetap berada di balik tembok itu tanpa tahu ternyata hidupku bisa menjadi lebih ringan tanpa adanya tembok pembatas itu.

Bagaimana cara menghancurkan kelemahan diri sendiri?

Berani
Seseorang mengatakan padaku bahwa aku harus menjadi seseorang yang lebih berani dari diriku yang biasanya. Aku harus berani menolak hal-hal yang bukan menjadi kewajibanku, aku harus berani mengatakan tidak, aku harus berani mengambil sikap, menjelaskan dan mengungkapkan sesuatu yang terasa mengganjal, juga berani dalam hal yang lainnya.

Berani bukan artinya aku menjadi lemah karena bisa menolak. Tapi, aku menghargai hak-hak yang harus kulakukan.

Berani juga bukan berarti aku tidak menuruti perintah. Tapi, aku juga ingin bisa melakukan hal-hal yang kuinginkan. Aku hanya tidak ingin menjadi tertekan.

Dorongan
Jika tidak ada dorongan, bahkan aku tidak akan pernah berpikir untuk menghancurkan semua keterbatasan dan kelemahanku. Tapi, karena ada dorongan atau support yang selalu ku terima setiap harinya, aku berhasil menghancurkannya sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, menurutku harus ada seseorang yang bisa membantuku untuk terus berjalan maju dan mau mendengarkan keluh kesahku.

Berpikir ke depan
Selama ini yang kulakukan memang hanya menjalani hari-hariku dengan melihat tembok pembatasku agar tidak keluar dari jalur. Tapi ternyata, aku tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi di depan nanti. Hal-hal seperti ini nyatanya membuat aku tidak nyaman bahkan hampir membuatku menjadi sangat depresi. Kurasa, tidak mungkin bukan aku akan terus-terusan merasa ada banyak beban atau pun tekanan dengan menerima segala hal yang membuatku cukup frustasi setiap harinya nanti?

Ah memikirkannya saja cukup membuatku tertekan. Karena hal ini, aku akhirnya berani untuk memecahkan beberapa keterbatasan dan kelemahanku. Dan di masa depan aku akan berusaha untuk tidak membuat orang-orang yang ada di sekitarku akan merasakan hal yang sama sepertiku sebelumnya.

Untuk kamu yang aku maksud dalam ceritaku di Break The Limit ini, terima kasih banyak. Hanya kamu yang mampu membantuku untuk memecahkan dan menghancurkan banyak kelemahan dan keterbatasanku. Meski pun aku tahu jalan yang kulalui bisa membuatku jatuh, tapi kamu selalu membantu menuntunku ke arah yang lebih baik. Terima kasih :)
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Kembali ke 7 - Sebenarnya, ini itu cerita pendek yang aku buat waktu base idm opfoll dan syaratnya harus buat cerita pendek yang berhubungan sama angka 7. Dan akhirnya, aku buat cerita pendek ini. Jadi, aku mau share juga di blog hehe. Kebetulan inget pernah buat ini pas lagi rapihin notes di hape. Tapi, ceritanya aku modif dikit pake beberapa penambahan kata atau kalimat. Isi cerita tetap sama kayak yang aku ceritain via Twitter hehe.

Ceritanya tentang seseorang yang pernah mencoba untuk pergi, tapi kembali lagi karena tahu itu adalah rumah. Tempat yang selalu menunggu dan menerima kita untuk kembali.

So, let's begin!

--

Hembusan angin masih tetap berasa sama di sekitar sini. Hanya saja, kurasa ada banyak beberapa tetangga yang tidak lagi kukenali. Tempat ini mencolok dengan sendirinya karena terlihat sudah tua dibanding tempat-tempat di sekitar yang terlihat lebih baru.

Ku tundukkan pandanganku ke bawah. Dan yaa, akhirnya, aku kembali menapakkan kakiku ke sini. Aku terdiam dan melihat pijakan kakiku. Jujur saja, aku masih tak sanggup untuk melihat ke depan. Ku hembuskan nafasku dengan perlahan lalu melihat ke arah pagar kayu yang bertuliskan angka 7.

Angka yang saat ini menjadi favoritku dan menjadi angka yang memiliki banyak kenangan baik untuk diingat. Tapi, karena pernah membenci angka 7, aku sedikit malu menatap nomor tersebut yang ada di depanku.

Saat ku lihat ke dalam pagar, suasananya tetap terlihat sama seperti saat terakhir aku melihatnya. Tenang dan menyejukkan. Satu pemikiran terlintas di pikiranku. Aku sendiri tak paham kenapa aku dengan beraninya pergi meninggalkan tempat ini.

Setelah berpikir sedikit karena ragu saat akan memasukinya, akhirnya ku buka pagar kayu yang sedari tadi kupandangi. Aku pun melangkah dan melihat keadaan sekitar. "Ah, ternyata rumput di sini semakin tinggi. Pohon di sana juga terlihat sudah tumbuh menua.”

Semakin jauh langkahku dari pagar, tak terasa sekarang aku sudah semakin mendekat dengan pintu. Di depan pintu itu masih tertera dengan jelas tulisan “Selamat Datang di Rumah No. 7”. Sampai saat ini pun aku tak tahu kenapa tertulis “Rumah No. 7” dibanding dengan nama keluarga.

Aku sangat gugup. Tanganku sedikit gemetaran. Tapi, tetap kubuka pintu rumah ini. Terdengar bunyi lonceng kecil yang berada di dalam rumah. Tubuhku membeku. Ku pandangi seisi rumah namun aku tak bisa menahannya lagi. Kepalaku refleks langsung menunduk. Sungguh, aku tak tahan. Kakiku lalu terjatuh sendiri ke lantai, kedua tanganku mengepal, dan mataku mengeluarkan air mata sedikit demi sedikit.

Tiba-tiba saja aku ingat sesuatu yang terjadi di sini. Saat itu aku memang bodoh dan tak bisa berpikir panjang lebar. Pikiranku sempit. Ku ingat saat aku sedang mencoba mengiriskan pisau di lengan. Aku selalu berpikir untuk mengakhiri hidupku karena terlalu sering merasa sakit. Dan mereka selalu datang. Mereka terus mengucapkan hal-hal yang pada awalnya aku anggap tak membantu. Sungguh. Aku muak mendengarnya.

“Kamu layak dicintai.”

“Tenanglah. Ayo lupakan hal-hal sedih bersamaku.”

“Hey, masih ada hari esok. Ayo kita coba bersama ya.”

Dan masih banyak kalimat memuakkan saat itu.

Aku bangun dari jatuhku sambil mengusap air mata. Aku menyisir ruangan dan berjalan menuju ruangan besar yang berisi banyak buku. “Kamu harus banyak baca buku buat isi waktu luang.” Aku sangat ingat ucapannya. Percis seperti itu sambil tersenyum dan membaca buku dengan terduduk di sofa putih itu. “Uh, aku ngantuk kalo baca buku.” jawabku yang memang selalu merasa malas bahkan hanya dengan menyentuh buku saja.

Ah, aku merindukannya.

Lalu, aku berjalan ke ruangan sebelah. Di sana ada kasur besar dan komputer di sebelahnya. Ternyata posisinya belum berubah. “Hey, tolong ketuk pintu jika ingin masuk. Aku sedang bekerja.” Aku ingat juga ucapannya sambil memasang wajah ketus. “Kerja atau tidur?” Balasku. Menyebalkan memang. Dia selalu mengatakan bekerja tapi saat aku masuk ke ruangannya untuk memanggilnya makan, dia malah asyik memejamkan mata dan meringkuk di sebelah kanan bagian kasur.

Ah, aku merindukannya juga.

Aku berjalan ke dapur. Ruangan yang tidak pernah sepi dan selalu berbau masakan enak. Aku masih bisa mendengar celotehan-celotehan seperti:
“Kamu harus banyak makan.”
"Ini yang kamu namakan memotong bawang bombay?"
“Sini kuajari caranya memasak.”
“Kamu juga suka kan makanan pedas?”
“Ah! Jauhkan masakan yang pedas ini!”
“Dimana ikan hasil pancingan kami?"
Dan banyak celotehan lainnya yang masih bisa kudengar meskipun sedang tidak ada siapa-siapa sekarang ini.

Gila! Aku menjadi semakin merindukan mereka.

Aku juga masih ingat dengan jelas. Di ruang tengah, kami berdebat hebat. Mereka berkata aku egois. Egois karena tidak mau mendengarkan perkataan mereka dan egois pada diriku sendiri. Mereka bilang, aku tak penah memikirkan diriku sendiri. Aku heran, kenapa mereka selalu merecoki kehidupanku dengan ucapan “sok tahu” mereka. Dan setiap hari selalu begitu. Aku muak. Lalu kutinggalkan tempat ini. Ya, rumah no. 7 ini.

Tapi sekarang, aku yang berkata benci dengan angka 7, aku yang muak dengan ucapan mereka, kini menangisi mereka. Aku sangat merindukan celotehan mereka. Aku juga rindu berdebat dengan mereka. Tapi sepertinya, mereka tak akan bersamaku kembali karena keegoisanku yang meninggalkan mereka.

Kulihat foto kami bersama yang masih tertera di dinding dan aliran mata yang turun dari mataku semakin deras hingga membuat mataku menjadi kecil. Tak lama setelah itu, terdengar musik yang sudah tidak asing lagi bermain di telingaku saat bercanda dengan mereka. Musik yang bisa membuat kita menari-nari kecil sambil tertawa bersama. Tapi saat ini aku tak bisa tertawa lagi saat mendengarnya. Entah kenapa musik itu terasa sangat menyedihkan dan menyakitkan untukku. Tangisanku pun semakin pecah.

“Aku bodoh. Kenapa aku meninggalkan mereka? Aku tahu mereka sangat penting di hidupku.” Aku semakin menangis hingga tersedu-sedu.

“Hey!” terdengar panggilan yang suaranya sudah melekat di telingaku. Sepertinya, semakin menangis dan merindukan mereka, aku menjadi berhalusinasi mendengar suaranya.

"Ini benar kau, kan?" terdengar lagi suara lain yang sering memarahiku jika mencuri susu pisang favoritnya. Aku senang bisa berhalusinasi seperti ini.

"Kau kembali?" suara apa lagi ini, Tuhan? Aku tak masalah jika memang aku harus terus mendengar suara-suara yang selalu aku rindukan itu, meskipun hanya halusinasiku.

Kurasakan sentuhan yang ada di bahuku. Aku tak berani menoleh. Entah kenapa halusinasi ini menjadi terlalu menakutkan untukku. Tak lama ada beberapa kaki yang ada di hadapanku. Aku menjadi gugup dan tubuhku bergetar. Perlahan aku naikan kepalaku dan aku tercengang dengan apa yang kulihat. Senyuman itu. Iya, senyuman ramah mereka. Mereka benar-benar tepat ada di depanku.

Aku yang sedari tadi menangis menjadi semakin menangis kuat sambil menundukkan kepala. Kurasakan ada yang mendekat dan terasa hangat. Mereka mendekap dan memelukku. Aku sangat suka kehangatan ini.

“Aku tahu kau pasti akan kembali.”

“Aku tahu rumah no. 7 ini tetap jadi yang terbaik buatmu bukan?”

“Selamat datang kembali.”

Ucap mereka secara bergantian.

“Maaf... ternyata aku sangat menyukai rumah ini. Rumah No. 7.” Ucapku sambil sesenggukan.

“Ya, kami tahu.” ucap mereka bersamaan.

Tak apa. Sejauh dan selama apa pun kamu pergi, saat kamu merindukan rumah, dia akan tetap ada di sana menunggumu kembali. Bersama kenangan dan juga momen baru yang akan dibuat kembali. Sekali rumah, akan tetap menjadi rumah, bukan?

Fin.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Workout Ala Chloe Ting Emangnya Bagus Ya? - Tiba-tiba aku teringat sesuatu saat sedang kehilangan ide untuk menulis blog. Untuk kamu yang sedang bimbang, penasaran dan ingin tahu banyak tentang "Chloe Ting Workout", bisa coba baca artikel ini sampai habis ya!

Sebenarnya, sudah beberapa bulan ini aku agak khawatir dengan berat badanku yang secara tiba-tiba... naik 5kg. Aku juga agak sedih lihat bentuk perutku hehehe. Untungnya, waktu itu adek aku kasih tahu sesuatu yang lagi viral di Twitter. Ya, kalian bisa menebaknya! Saat itu banyak orang yang mengatakan Workout Chloe Ting ini membuahkan hasil dan muncul banyak thread yang berisi foto before after workout-nya.

Aku yang saat itu sedang merasa "membutuhkan cara agar perut dan berat badan menurun" akhirnya mencoba untuk membuka websitenya dan.. mengikuti semua step yang disarankan oleh Chloe Ting. Jadi, aku bakal review mengenai Workout Chloe Ting yang beberapa waktu lalu viral.

Gimana sih caranya ikutin workout Chloe Ting?

Sebelum review, aku bakal kasih info cara mengikuti workout Chloe Ting. Soalnya, aku pernah lihat masih ada banyak yang bingung bagaimana cara melakukan workout ala Chloe Ting ini. Padahal sebenarnya cukup mudah karena di website-nya sendiri sudah ada petunjuknya.

1. Pilih program workout yang sesuai dengan goal atau target kamu.
Caranya adalah dengan membuka website utamanya di https://www.chloeting.com/program/.
review workout chloe ting

Dalam website itu, kamu bisa melihat ada banyak program yang ditawarkan. Saat itu, aku sedang mencari cara untuk mengecilkan perut. Dan kebetulan juga saat itu sedang bulan puasa. Jadi, aku memilih Flat Tummy Challenge yang bisa dilakukan selama 28 hari.

2. Ikuti video workout yang disediakan di channel YouTube Chloe Ting.
Setelah kamu menentukan program yang sesuai target dan cocok untukmu, kamu bisa klik program tersebut. Karena aku memilih Flat Tummy Challenge, aku mengklik program itu, dan diarahkan ke halaman yang berisi urutan video yang bisa kita ikuti per harinya.

Nah, di sini aku akan menjelaskan bagaimana cara memulai workout-nya. Pertama, kamu bisa mengklik tombol ungu yang ada di halaman paling awal. Kedua tombol ini akan mengarahkan kamu ke Channel YouTube "Chloe Ting". Kamu bisa subscribe atau menambahkan video-video workout-nya ke playlist YouTube kamu.
review workout chloe ting

Setelah itu, kamu kembali lagi ke halaman sebelumnya, lalu coba scroll ke bawah. Kamu akan menemukan list video workout yang harus kamu lakukan per harinya. Setiap harinya, kamu akan melakukan workout yang berbeda-beda. Ada yang dalam 1 hari berisi 2 video, 1 video saja, bahkan... ada yang 5 :D

Dalam halaman ini juga akan ditunjukan total waktu yang akan kamu habiskan untuk melakukan workout ala Chloe Ting ini.
review workout chloe ting

Jadi, nanti kamu bisa mencatat atau memberi check list di note atau dimana pun agar kamu bisa melacak kamu sudah ada di hari ke berapa dalam mengikuti workout-nya. Kamu harus mengikuti step yang disediakan.

Misalnya, ini adalah hari pertama kamu mengikuti program Flat Tummy Challenge. Kamu lihat yang ada di dalam DAY 1, klik video pertama, lalu kamu akan diarahkan ke video YouTube, ikuti semua gerakannya, dan setelah selesai, kamu bisa kembali ke halaman dan klik video yang berikutnya.

Untuk DAY 2 dan seterusnya, kamu bisa terus ikuti semua video yang sudah ada di dalam halaman tersebut ya!

Dan, kamu yang baru pertama kali melakukan workout, mungkin kamu akan merasa sangat kelelahan. Tapi, tolong jangan menyerah ya! Dan saran dari aku juga, jangan skip videonya bahkan kalau bisa ikuti juga video-video yang memiliki tag optional ya!

"Loh, emangnya kenapa? Kan cuma optional?"

Soalnya...

WORKOUT CHLOE TING INI SUPER DUPER WORTH IT DAN BENERAN ADA HASILNYA GUYS!

Selama bulan puasa ini aku coba ikutin workout Chloe Ting, dan perut aku kecilan! Beneran, deh!

Waktu yang tepat buat ikut workout Chloe Ting ini kapan sih?


Aku ga bisa bilang "kapan waktu yang tepat" tapi kalau aku baca-baca thread di Twitter, kebanyakan itu mereka ngelakuinnya pas pagi atau sore.

Kalau aku kapan?

Karena waktu itu lagi bulan puasa, aku sengaja ngelakuinnya sekitar jam 4, soalnya rata-rata kan workout-nya 30-50 menit dan jam-jam itu udah deket ke jam buka puasa, jadi capeknya bisa cepet hilang hehehe.

Tapi, selain Chloe Ting, setiap malam sebelum tidur aku workout juga pakai aplikasi Lose Weight in 30 Days atau Menurunkan Berat Badan 30 Hari.
review aplikasi lose weight in 30 days
Yang aku suka dari aplikasi ini, selain ada challenge yang workout 30 hari, ada banyak workout lain juga yang bisa diikuti. Misalnya, workout buat pemanasan pagi, peregangan sebelum tidur, singkirkan dagu berlipat, rampingkan wajah dan lain-lain. Selain itu, ada juga bagian resep-resep makanan sehat yang bisa kamu makan selagi ikutin workout-nya.

Oh iya, selama ikutin workout Chloe Ting, aku ga ada yang namanya makan ala diet hehe (soalnya lagi bulan puasa, jadi... ngerti kan?). Yang aku lakukan adalah "mengurangi porsi makan" aja! Dan habis buka puasa, aku selalu usahain untuk ga makan lagi setelah taraweh. Meski pun beberapa kali gagal hehe.

Tapi, alhamdulillahnya, akhirnya perut aku bisa kecil bahkan setelah 7 hari! Karena hasilnya kelihatan, aku terus lakuin sampai minggu ke-2. Di minggu ke-3, karena aku halangan, aku jadi males soalnya harus renggangin kaki atau gerakin kaki yang bikin ga nyaman dilakuin buat aku pas lagi halangan. Jangan diikutin, guys! Kalian kudu lanjut terus apa pun yang terjadi ya ;)

Ada buktinya ga kalau berhasil ikutin workout-nya?

Tentunya, ada dong! Aku juga saranin kamu untuk terus foto perubahan yang ada diri kamu biar kamu bisa terus melihat perkembangannya. Untuk aku, perut aku yang tadinya gembung, bisa mengecil sedikit demi sedikit. Tapi, sayangnya aku ga bisa post fotonya di sini hehehe. Intinya, aku berhasil kecilin perut sesuai dengan target aku.

Rencananya, minggu ke-3 di bulan ini aku mau lanjutin workout lagi setelah sebulan berhenti dan badan aku kembali seperti semula :))) aku mau ikutin yang 2 Week Shred Challenge. Soalnya, ada sesuatu yang mau aku lakuin di awal bulan Juli. So, aku harus kecilin badan aku dikit. Doain semoga berhasil lagi ya!

Semoga artikel yang bermaksud buat review workout Chloe Ting ini bermanfaat ya! Jadi, kalau ada pertanyaan "Workout Ala Chloe Ting Emangnya Bagus Ya?" ke aku, aku pasti jawab "'Bagus banget! Kalo kitanya konsisten, ada hasilnya!". Buat kamu yang lagi cari workout yang cocok, bisa coba workout Chloe Ting ya! Semoga kamu juga berhasil ya!~
Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar

Hobi Baru yang Bisa Merubah Sikap dan Pandanganku - Aku kira sudah setahun lebih aku mendalami hobi yang 1 ini. Dan aku merasa bersyukur bisa mengenal hobi ini. Karena aku merasa ada banyak perubahan dalam diri sendiri baik itu mulai dari sikap, ucapan, dan lain-lain. Sebenarnya, entah aku harus mengatakan ini hobi atau apa. Tapi, akan aku anggap sebagai hobi ya, karena rasanya hampir setiap hari aku melakukannya.

Hobi ini bisa disebut "fangirling".

Fangirling? Hobi? Untuk kamu yang merasa kurang suka dengan hal ini, kamu mungkin bisa langsung close halaman ini. Karena fangirling yang aku lakukan berhubungan dengan Korea Selatan. Atau banyak yang menyebutnya, K-Pop. Tapi, kalau kamu merasa penasaran, kamu boleh baca karena mungkin bisa sedikit mengubah pandanganmu terhadap hal yang dianggap "alay", "lebay", "menjijikan" dan sebagainya yang bahkan sering kudengar dari orang-orang terdekatku.

Sebelum menceritakan lebih banyak lagi, aku akan menceritakan background diriku sendiri. Saat menulis ini, umurku 24 tahun. Dan aku adalah seorang pekerja yang sudah lulus pendidikan sarjana. Aku sudah selesai kuliah sekitar 3 bulan lalu. Sudah cukup jelas bukan? :D

Pada awalnya pun, aku bertanya-tanya dengan diri sendiri "ini umur segini suka sama salah satu boy group apa ga ketuaan?".

Aku juga sering beranggapan kalau yang melakukan hal semacam ini adalah anak-anak umur belasan yang masih mencari jati diri, masih terbilang labil, dan sebagainya. Tapi, setelah tahu lebih banyak, aku menemukan banyak yang memiliki umur sama denganku dan bahkan di atas umurku menyukai hal yang sama denganku. Tak jarang pula yang umurnya di bawahku tapi pandangan mereka cukup luas dan membuatku kagum.

Jadi, pandangan pertamaku mengenai dunia "K-Popers" ini sedikit berubah sejak menemukan hal itu. Aku pun menyadari, ada banyak hal-hal baik mau pun pandangan buruk yang pernah terbayangkan olehku menjadi berubah.

Sebelum menyebutkan hal-hal baik yang terjadi, aku akan memberi tahu, kalau aku adalah seorang ARMY yang menyukai boy group bernama BTS (Bangtan Sonyeondan). Di bawah aku akan menyebutkan "Bangtan" saja ya!

Hal-Hal Positif yang Terjadi Setelah Suka Bangtan:


1. Aku bisa paham kalau selera setiap orang itu beda-beda

Yap. Dulu aku sempat berpikir "ih kok orang bisa sih suka sama A, B, C, dan sebagainya?". Tapi, sejak aku masuk ke dunia K-Popers ini, aku semakin merasa kalau setiap orang memiliki seleranya masing-masing. Dan aku tak berhak untuk menghakimi atau mengatakan kalau selera mereka "aneh", "jelek", "norak", "kampungan" dan sebagainya.

Bahkan, sejak aku mengenal beberapa army dari media sosial Twitter, aku juga jadi tahu bahwa mereka juga ada yang menyukai genre musik lain seperti rock yang bisa dibilang berbanding terbalik bukan dengan anggapan orang-orang mengenai K-Pop?

Dan tidak hanya soal genre musik saja. Mulai dari makanan, minuman, buku dan hal apa pun itu, aku jadi paham dan bisa lebih menghargai selera orang. Bukankah dengan selera yang berbeda menunjukkan kalau manusia itu memang unik?

2. Aku bisa menghargai kalau setiap orang punya talent yang beda-beda

Untuk poin 2 ini, karena aku tahu di dalam boy group memiliki beberapa bagian misalnya seperti vocalist, rapper, dancer, aku jadi mau menghargai setiap bakat yang dimiliki orang-orang. Ada banyak stereotif negatif yang sampai saat ini masih dimiliki oleh beberapa orang di seluruh dunia, terutama Indonesia (karena aku sering melihat dan membacanya), yaitu "COWOK KOK NARI?".

Aku dulu pernah melihat teman-teman cowok menari. Mulai dari tarian tradisional atau bahkan "step dance" yang dulu pernah hits. Mereka semua bersorak dan mengatakan "keren", "hebat", dan pujian-pujian lainnya. Tapi, saat berhubungan dengan "k-pop" orang-orang akan berkata "idih jijik","cowok tuh harusnya ...", dan lain sebagainya. Bahkan, aku mendengar hal-hal seperti ini percis di kupingku saat ada di sekitar lingkungan rumah mau pun saat dulu sekolah.

Aku cukup heran dengan pemikiran orang-orang yang seperti itu. Padahal, setiap orang sudah jelas memiliki bakat yang berbeda-beda. Dan menurutku, menari bukanlah bakat yang buruk.

3. Aku bisa lebih sayang sama diri sendiri

Aku sangat bersyukur pernah merasa penasaran dengan lagu-lagu Bangtan di album Love Yourself dan aku melihat cuplikan video saat RM berpidato di PBB. Saat pertama kali melihat video itu di Twitter (karena sering sekali muncul), aku cukup kagum dengan ucapannya. Dan menjadi semakin penasaran dengan bangtan. Tak lupa juga, semua lirik dan juga perkataan mereka yang ada dalam lagu mau pun variety show mereka benar-benar bisa membantu aku saat aku ada di masa-masa down.


Hal terburuk yang pernah aku lakukan saat aku ada di masa down adalah aku hampir melakukan self-harm. Tak banyak yang tahu soal ini. Tapi aku sangat ingat tahun terburuk itu. Aku merasa tak ada seorang pun yang berpihak denganku. Aku bahkan meminta seseorang untuk mengantarkanku ke psikolog karena aku merasa membutuhkannya. Namun menurutnya hal itu aneh. Bahkan ada seseorang juga yang mengatakan "gila ya?". Aku pun mencoba melakukan konsultasi online untuk sedikit mengurangi rasa yang sangat tidak enak itu.
Pengen sehat mental itu susah kawan 😔 pic.twitter.com/5MV3Splz26
— ARA. (@auliarahmahtnaz) December 27, 2018
Saat itu aku benar-benar tidak tahan dan ingin pergi saja agar tidak merasakan hal semacam itu lagi. Namun, di saat yang bersamaan aku merasa takut dan merasa bersalah juga pada diri sendiri. Akhirnya, aku bisa mengakhirinya dengan menangis dan melakukan butterfly project.

Beruntungnya, aku menemukan bangtan. Aku sangat berterima kasih juga untuk album Love Yourself mereka. Aku jadi bisa lebih mencintai diri sendiri dan mencoba mengubah sikap juga pandangan burukku terhadap banyak hal.

Aku paham, pasti ada yang mengatakan:
"kurang ibadah",
"bukannya ibadah",
"banyakin ibadah",
dan hal-hal lainnya yang bisa kalian bayangkan.

Aku juga melakukan semua itu. Tapi kurasa, setiap orang pasti bisa menemukan caranya masing-masing untuk merasa tenang dan bahagia kembali, bukan?

4. Aku bisa membuang sikap buruk yang sering kulakukan

Sebenarnya aku punya beberapa sikap buruk yang selalu aku lakukan. Tapi, karena fokusku teralihkan ke mereka, aku jadi bisa membuang sikap buruk yang sering aku lakukan itu. Selain itu, sama seperti yang ada di dalam poin 3, aku menjadi lebih sayang dengan diri sendiri. Karena aku merasa diri aku berharga. Sebelumnya, aku selalu menganggap kalau aku tak pantas mendapatkan kebahagiaan karena entah kenapa aku selalu mendapat kesialan dan mungkin juga pengaruh dari sikapku yang tergolong sangat pendiam.

Tapi, terima kasih, aku berhasil membuang sikap buruk itu.

5. Ada banyak donasi dan kegiatan positif yang sudah ARMY lakukan

Untuk poin nomor 5 ini, aku akan menceritakan tentang berbagai macam hal positif yang sudah dilakukan ARMY. Ada banyak project birthday, donasi, dan kegiatan positif lainnya yang menurut aku sangat bermanfaat buat banyak orang, lingkungan, bahkan hewan juga loh.

Ada banyak donasi dan project yang pernah aku ikuti misalnya seperti menanam pohon untuk birthday project RM dan Jin. Ada juga untuk melestarikan macan pas ulang tahun Tae. Bagi makanan untuk yang membutuhkan pas ulang tahun Jin, dan lain-lain. (ada beberapa yang lupa ntar aku buat artikel yang beda ya).

Selain ARMY, tentunya BTS sebagai idolnya melakukan banyak kebaikan seperti yang ada di dalam thread ini:
making this world a little better: a thread of donations and charity works made by BTS and by ARMYs to several different causes ♥ pic.twitter.com/6f4ixFOAs5
— mary ⁷ (@majestaekim) December 5, 2018
Saat COVID-19 melanda seluruh dunia pun ada banyak project donasi yang dilakukan ARMY seluruh dunia, salah satunya INDOMY (Indonesian Army). Mungkin, kamu pernah melihat link donasi yang berada di kitabisa.com. Donasi yang terkumpul hampir mencapai 400jt karena selain ARMY, ada banyak juga warga lokal yang ikut berdonasi di link ini. Hal ini benar-benar membuat aku menjadi sangat bangga dengan ARMY yang sudah membuka donasi ini. Benar-benar sangat bermanfaat.

https://kitabisa.com/campaign/btsarmylawancorona

Ada juga project ARMY "You are Bulletproof" yang ditujukan untuk petugas medis COVID-19 dan dilakukan oleh beberapa ARMY super baik yang berikut ini. Hal ini dilakukan karena mereka tersentuh dengan K-ARMY (Korean ARMY) yang membagikan makanan untuk petugas medis di Daegu, Korea Selatan. Dan akhirnya mereka melakukan hal yang sama dengan menyalurkannya ke RSUD Margono dan RSUD Banyumas. Bisa dibaca lengkap di sini ya:
Bukan akun besar, tapi ingin berbagi kebahagiaan kecil. Jadi pada hari ini, project "You are Bulletproof" yang ditujukan untuk petugas medis covid-19 di @rsudmargono dan dengan bangga membawa nama BTSxARMY, berjalan baik dan lancar tanpa adanya suatu hambatan.. pic.twitter.com/8wC5eXzJSj
— ⁷ (@mint_ch0ch0) April 1, 2020
Aku mencantumkan ini hanya ingin mengubah sedikit saja pandangan banyak orang mengenai K-POP dan juga K-POPERS. Yang kami lakukan bukan hanya mendegar karya mereka, membela idol, atau bahkan melakukan hal-hal yang dianggap "ALAY" oleh kebanyakan orang. Ada banyak kegiatan positif yang biasa kami lakukan dan berhubungan dengan kemanusiaan mau pun alam.

Jika fangirling yang aku anggap sebagai hobi ini bisa membawa pengaruh positif ke dalam kehidupanku, aku rasa tak ada salahnya untuk terus melakukan ini. Aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya, aku juga bisa mengenal banyak orang yang menyukai hal yang sama denganku dan tentu saja, aku bisa banyak mengubah sikap burukku.



Banyak juga yang mengatakan kalau fans K-Pop itu toxic. Terlebih jika kamu adalah ARMY. Tapi, perlu kamu ketahui, saat ini K-Pop sudah menjadi sangat besar sehingga bisa mengarah ke segala penjuru dunia. Dan ini bisa menyebabkan bertambahnya fans dari hari ke hari di seluruh dunia. Kami memang percaya pasti ada fans toxic yang bermunculan karena hal ini. Namun selama 1 tahun ini, aku tahu bahwa ternyata ada lebih banyak fans baik hati yang tidak pernah atau bahkan mengabaikan WAR dan lebih fokus dengan idol yang mereka suka tanpa perlu menjatuhkan idol lain. Entah dari fandom apa pun itu.

Jadi, itulah sedikit cerita tentang Hobi Baru yang Bisa Merubah Sikap dan Pandanganku. Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa diceritakan dari fangirling ini, tapi aku akan membaginya lagi di artikel lain. Terima kasih sudah membaca artikel ini!~

All images credit: @stories (Freepik)
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Gimana Sih Rasanya Work From Home? - Halo, setelah beberapa bulan lamanya aku ga nulis di blog ini, akhirnya aku bisa nulis lagi. Selama beberapa bulan ini aku sibuk banget di kerjaan aku karena udah work from home. Bahkan, sebelum ada COVID-19. Loh, kok sibuk? Kan kerjanya di rumah? Sibuknya gimana?

Hehe, jadi aku bakal cerita pengalaman aku work from home yang malah bikin aku makin produktif kerja.

Jadi, akhir tahun 2019, karena suatu alasan aku mutusin buat kerja di rumah aja. Dan itu juga direkomendasiin sama atasan aku. Karena beliau sendiri yang rekomendasiin, aku seneng banget! Jadi, aku ga perlu berangkat pagi dan pulang malam lagi setiap hari. Hehehe. Atasanku kasih syarat harus pasang wifi di rumah.

Sebenernya selama sebulan aku kesusahan buat cari provider wifi yang sesuai soalnya rumah aku belum terjangkau sama beberapa provider. Dan ada 1 provider sejuta umat yang pasti kalian tau apa. Yang ternyata udah ngejangkau area sekitar rumah aku. Ada sekitar 5 teknisi dalam sebulan yang bulak balik buat cek apa bisa pasang wifi di rumah. Dan tetep aja ga bisa karena penuh.

Akhirnya aku tunggu sebulan lagi karena katanya mau pasang tiang listrik baru. Selama nunggu itu, aku kerja di kantor cabang Depok yang cuma ngabisin 1-2 jam perjalanan aja dari rumah. Aku pulang pergi dan itu pertama kalinya ngerasain kerja pulang pergi. Lumayan melelahkan. Aku salut banget sama kalian yang pulang pergi Bogor-Jakarta setiap hari.

Setelah sebulan di Depok, aku nemunin 1 teknisi yang menyanggupi buat pasang wifi di rumah padahal tiangnya penuh. Jadi, intinya mereka narik kabel dari tiang yang ada di sebrang jalan ke tempat les tempat ibu aku kerja. Iya, jadinya di tempat les soalnya kalau di rumah jalannya terlalu banyak belokan dan lebih beresiko karena banyak pohon + rumah-rumah.

Akhirnya, aku bisa kerja di rumah. Siapa bilang kerja di rumah bisa santai? Jawabannya salah banget! :D

Aku tetep kerja seperti biasa dan yang menariknya, aku pakai aplikasi yang bisa ngehitung jam kerja aku dan ngelacak juga aku ngapain aja selama buka laptop. Hah? Ngelacak gimana?

Bukan ngelacak sih, jadi setiap 10 menit sekali, aplikasi itu bakal nge-screenshot layar buat dimasukin ke laporan aplikasinya. Kebayang kaan? Aku ga bisa macem-macem hehehe. Dan 10 menit sekali itu kita ga bisa tau kapan aplikasi bakal screenshot, soalnya random. Intinya dalam 10 menit kerja, aplikasi bakal screenshot 1 layar dan itu random.

Menarik, bukan?

Mungkin beberapa orang mungkin bakal berpikir:
-  "Ah, tau gitu mending kerja kayak biasa aja."
- "Ga enak banget!"
- "Ga bebas kalau kayak gitu!"

Engga, aku ga berfikir kayak gitu. Justru aku ngerasain banyak keuntungan karena Work from Home. Apa aja keuntungan kerja di rumah versi aku? Keuntungan Work from Home:

1. Kerja jadi produktif banget!

Karena pakai aplikasi, aku ngerasa kerjaan aku jadi lebih produktif dari pada biasanya. Dalam 1 hari aku bisa kerjain 5-10 kerjaan dari 30 kerjaan aku. Lumayan banget bukan? Dan kalau ada sisa waktu, aku bisa kerjain kerjaan lain yang butuh banyak waktu alias, aku jadi bisa nyicil kerjaan juga biar besok bisa kerjain yang lainnya juga.

2. Ga banyak buang atau kejar waktu

Biasanya bangun pagi harus langsung mandi terus berangkat kerja naik kereta penuh. Sekarang bangun bisa bantu ibu dulu. Terus berangkat kalau udah selesai sarapan.

Kalau kerja dengan datang ke kantor kayak biasa, pasti ketemu banyak temen bukan? Kita bisa ngobrolin banyak hal meski pun lagi kerja. Jadi, lumayan banyak waktu yang kebuang. Tapi, sekarang waktu bener-bener kepakai buat kerja aja.

3. Lebih Hemat Uang

Yang ini udah jelas bangeeet. Biasanya setiap bulan aku harus bayar kosan yang biasanya harganya 500-600k, sementara sekarang aku cuma ngeluarin buat bayar listrik 50k sama wifi 300k aja. Hemat banyak banget bukan?

Belum lagi, ongkos kalau pulang pergi. Sekarang ga perlu ongkosan lagi soalnya dari rumah ke tempat les deket banget. Beda RT doang. Dan, aku yang biasanya ga tahan liat makanan di Grbfood atau Gfood, sekarang bisa tahan banget. Soalnya ibu suka masakin makanan buat dimakan di jam siang. Atau sekalian diet hehehe.

4. Lebih Banyak Sisa Waktu

Maksudnya sisa waktu gimana? Iya, abis selesai kerja, aku bisa langsung ngelakuin hal lain. Misalnya mau nonton, abis kerja bisa langsung mandi terus langsung pergi karena deket. Hehehe.

Atau yang biasanya ketemu keluarga cuma pas malem pulang kerja abis itu langsung tidur. Kalau sekarang engga. Pulang kerja masih sore, ada keluarga, bisa ngumpul dulu, makan bareng, dan lain-lain.

Minusnya cuma 1, aku jadi kebanyakan duduk terus. Kan ga sehat banget. Harusnya aku bisa stretching tapi kadang suka lupa atau anteng gitu :(

So, kalo ditanya gimana sih rasanya Work From Home? Ya, banyak enaknya hahaha. Lebih ke enak bisa kerja lebih produktifnya sih.

Buat kalian yang lagi kerja di rumah, atau ngelakuin banyak kegiatan #DiRumahAja semangat terus! Jangan lupa buat selalu minum air putih ya!~
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

CARI

Sponsor

About me

About Me

This is a half of my world. I love writing very much. Writing is my passion, my hobby and a half of my world ♥

Follow Me

  • instagram
  • twitter
  • facebook
  • linkedin
  • google+
  • tumblr

Followers

Total Pageviews

Popular Posts

  • Review Novel Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1991
    Yap, kemaren malem jam 10:44 aku baru aja selesai baca novel Dilan yang kedua. Novel karya Pidi Baiq ini emang udah aku tunggu lamaaa ba...
  • Review Novel Milea Suara dari Dilan
    Halo semua, hari ini aku mau review novel lagi. Mungkin dari kalian ada yang udah baca novel Dilan atau judul lengkapnya " Dilan, Di...
  • Tali, Pisau, Ruangan dan Senyuman
    "Bawakan aku tali yang panjang itu!" Rasanya, aku sering mendengar kalimat itu. Alih-alih untuk menggantungkan diriku di atas...

Labels

blog dilan liburan novel pidi-baiq real-story rekomendasi renungan review sharing story tips-trik travel wisata

Blog Archive

  • ►  2022 (31)
    • ►  June (1)
    • ►  April (30)
  • ►  2021 (2)
    • ►  November (2)
  • ▼  2020 (6)
    • ▼  September (1)
      • Review Buku yang Dibaca BTS: Novel Almond
    • ►  August (1)
      • Break The Limit
    • ►  July (1)
      • Kembali ke 7
    • ►  June (2)
      • Workout Ala Chloe Ting Emangnya Bagus Ya?
      • Hobi Baru yang Bisa Merubah Sikap dan Pandanganku
    • ►  April (1)
      • Gimana Sih Rasanya Work From Home?
  • ►  2019 (5)
    • ►  December (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (17)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (10)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (3)
    • ►  September (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (17)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (4)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (9)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (5)
  • ►  2013 (2)
    • ►  March (2)
  • ►  2012 (4)
    • ►  May (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2011 (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)

Member of

Instagram Twitter Facebook Google+ Tumblr

Created with by BeautyTemplates