Berbahagialah Cinta Sementaraku

by - Sunday, October 18, 2015

Berbahagialah Cinta Sementaraku

Siang ini baru saja ku ingat sesuatu. Namamu. Aku pernah tersenyum saat mendengarnya. Wajahmu. Aku pernah tersipu malu saat bertemu denganmu. Tawamu. Aku senang melihat sederet gigi rapimu. Tatapan mereka. Mereka pernah melihatku dan kamu berjalan bersama saat pulang sekolah. Tepat setelah kau menungguku piket. "Pacaran?" ya, kamu tau mereka pernah bertanya seperti itu. Kita hanya tertawa sambil menggelengkan kepala dan berkata "Engga".

Yang ku ingat, dulu kamu punya sebuah temporary tattoo di lenganmu yang bertuliskan nama pacarmu yang berbeda sekolah denganmu. Dan aku? Akupun punya seorang pacar. Pacar yang jarang mengajakku pulang bersama. Atau saat itu aku baru saja putus? Entahlah, aku lupa. Satu hal lagi yang ku tahu, kamu punya nomor ponselku. Begitupun aku. Kita sangat jarang bertukar pesan. Ya, mungkin hanya pesan yang berisi basa-basi.

Aku lupa detailnya. Yang ku tahu saat itu sore di hari Jum'at. Kupikir aku punya sedikit rasa denganmu. Kamu duduk di sebelah kananku. Aku yang suka menulis, menulis 1 lembar kata-kata menggunakan bahasa Inggris. Kau tau sendiri, aku menulis tentangmu. "Nulis apa?" kamu pernah bertanya seperti itu. "Nulis ini." kutunjukkan kepada kamu. Kamu tertawa dan tersenyum. Aku yakin kamu paham maksud tulisan itu. Kamu mengambil buku dan menulis dengan menggunakan bahasa Arab. Latinnya seperti ini "Anna Uhibbu ... Ilaika/Iaiki ya lupa ". Kamu bilang "ini buat kamu". Aku yang memang tak paham bingung. "Artinya apa?". Kamu tertawa lagi. "Serius ngga ngerti?" "Iya" "Bagus deh haha" "Ih apa" "Cari tau sendiri" dan kamu pun tersenyum.

Aku penasaran. Sampai pulang sekolah pun aku masih penasaran. Kamu hanya tertawa dan tersenyum sangaaaat manis. Aku serius. Karena penasaran, aku pun mencari temanku yang pintar bahasa Arab. Dia tertawa dan bilang "Aul, itu artinya aku cinta kamu". Dalam sekejap aku langsung menutup wajahku karena malu dan terus tersenyum. "Kenapa nanya gitu?" "Engga" "Hayo siapa yang bilang itu?" "Engga ada ihhh" Akupun langsung berlari dan pulang. Dan di jalan pulang, aku terus memikirkan kamu. Sungguh malu jika kuingat-ingat hal itu aku tersenyum sendiri saat pulang sekolah.

Aku lupa urutannya. Setelah hari itu, aku tak pernah membahas hal itu, begitu juga kamu. Kita tau diri. Saat itu malam hari, aku kerja kelompok di rumah teman yang dekat dengan rumahmu. Aku iseng, aku kirim sms "Lagi dimana? Aku lagi di deket rumah kamu, di rumahnya ...". Kamu ngga bales. Tapi, pas lagi di rumah temen, tiba-tiba ada suara motor. Ternyata itu kamu. Temen aku nanya "ngapain kesini?" kamu cuma bilang "pengen maen aja" terus senyum ke aku. Kamu tau? Malem itu aku ngga fokus. Aku deg-degan. Iyasih ngga cuma berdua. Ada temen cewekku, 2 temen cowok sama kamu. Aku ngga ge-er. Tapi, mata kamu ngeliat aku terus. Aku jadi salah tingkah.

Pas mau pulang, serius aku pengen pulang bareng kamu. Iya nebeng maksudnya. Aku sengaja. Aku pengen tau gimana feel-nya. Kamu udah liat aku. Terus bilang "Yuk" aku seneng. Tapi, teman cowokku bilang "Sama gue aja. Kan tadi udah dititipin sama ibu lo". Dan akhirnya aku cuma bisa diem. Sungguh, aku malas melihat ke depan. Aku jadi malas melihat kamu yang berpelukan dengan teman cowokku yang lain. Dan kalian tertawa. Teman cowok yang bareng sama kamu bilang "Kayak gini dong Ul." dan kamu tersenyum (lagi) kepadaku.

Hiraukan saja cerita malamku yang itu. Kamu tau, temanku yang selalu satu kelas dengan kita setiap hari Jum'at? Iya, mungkin dia juga pernah menjadi "seseorang" bagimu. Kamu tau, dia selalu bercerita denganku. Aku sedikit merasa sakit saat tau kamu selalu pergi bersama dia. Dia bercerita kemana saja kalian pergi bersama. Makanan apa yang kalian makan bersama. Disitu, aku langsung berpikir "Dia tau lebih banyak dari aku, dia sepertinya spesial untukmu, dia sudah ..." ah sudahlah. Sejak saat itu, aku sedikit menjauh. Aku menjadi pendiam. Terkadang aku melihat kalian. Padahal masing-masing sudah punya hmm. Aku sedikit cemburu. Aku yakin aku memiliki "perasaan" untukmu. Tapi, langsung kusingkirkan setelah tau fakta yang kulihat.

Ya, hanya sebatas itu. Hanya sementara. Setelah berlanjut naik kelas. Aku tak pernah lagi bertukar pesan denganmu. Begitu pun kamu. Aku hanya bisa tersenyum dari jauh. Dan saat kamu memiliki pacar baru, aku berkata "tumben awet, hebat". Akhirnya, aku tau pacarmu itu akan menjadi istrimu saat ini. Congratsss :)



Kau dan aku tau, tak ada seorang pun yang tau hal itu. Bahkan sampai saat ini. Saat seminggu lalu kulihat undangan online yang tertuliskan namamu dan banyak orang yang membicarakanmu. Aku jadi ingat kamu hehe. Berbahagialah kamu, cinta sementaraku :)

You May Also Like

0 komentar

Halo semuanya, silakan tinggalkan jejak disini ya :) tolong jangan SPAM atau komentar yang berhubungan dengan SARA. Thanks :)